AlbumJadul

Wednesday, July 30, 2008

Low Ker Urgent

Dalam rangka memenuhi kebutuhan 86 (delapan puluh enam) Tenaga Pelaksana Verifikasi Program JAMKESMAS 2008 untuk wilayah DKI Jakarta, bersama ini kami umumkan kepada masyarakat adanya lowongan pekerjaan sebagaimana tersebut diatas dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia;
b. Berpendidikan minimal DIII Kesehatan;
c. Tidak berstatus PNS dan tidak terikat dengan instansi manapun juga;
d. Mampu menggunakan komputer program MS Office, terutama MS Excel;
e. Berusia di bawah 35 tahun pada saat melamar diutamakan;
f. Domisili Jabodetabek (KTP Jabodetabek)

Surat lamaran dibawa langsung ke:
TIM PELAKSANA REKRUTMEN PUSAT d/a: Ruang Serba Guna Depkes Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. X-5, No.4-9, Jakarta Selatan Departemen Kesehatan, JAKARTA

Pada:
Hari/Tanggal : Kamis & Jumat/ 31 Juli & 1 Agustus 2008 pada alamat diatas
Jam : 10.00 s/d 15.00 WIB

Lamaran melampirkan:
1. Foto copy Ijazah yang dilegalisir pejabat berwenang, atau membawa asli untuk diperlihatkan.
2. Pas Foto berwarna ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar;
3. Daftar Riwayat Hidup;
4. Surat Keterangan Sehat yang dikeluarkan Dokter yang memiliki SIP;
5. Foto copy Sertifikat Pelatihan Komputer (bila ada);
6. Bukti pengalaman kerja (bila ada);

Bagi pelamar yang memenuhi persyaratan akan ditempatkan sebagai tenaga pelaksana verifikasi di Rumah Sakit yang ditentukan di wilayah Jakarta.Informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor telpon: 021-5221229 pada jam kerja.

Jakarta, 29 Juli 2008.
TIM PELAKSANA REKRUTMEN PUSATJAMKESMAS 2008.

Info Lanjut di : http://www.tenaga-kesehatan.or.id/

Alumni berbagi pengalaman dengan A2003





Pada 20 Juli 2008, teman-teman dari alumni yang tergabung dalam NSI Management mengadakan acara pembekalan pasca kampus untuk teman-teman A2003 yang baru selesai jenjang profesi. Dimana NSI management menghadirkan Kak Awok A97(Manajer BSM cab. Depok), Kak Deni A99 (Kepala UGD RS Kedoya), Mbak Pudji A00 (alumni Ners di Royal Darwin Hospital) dan Daning (F.Psiko UI 2001/ HRD Jak TV). Pembahasan diskusi ini terkait wacana pasca kampus bagi A03 menghadapi realita sosial dan kerja nantinya. Diskusi dilaksanakan dari pukul 09.00 - 12.00 di kampus FIK depok tercinta.

Yup diakhir cerita...selamat dan sukses buat A03...semoga jenjang baru kehidupanmu bisa tersusun dengan rapi dan optimal. Cayo...

NSI Management: Sigit A01, Wie2 A01. Nuni A00



Friday, July 18, 2008

Pasca Aksi 12 Mei 2008


Bagaimana Masa Depan Undang-Undang Praktik Keperawatan Kita ???


Sebuah perjalanan kebersamaan Keperawatan pada tanggal 12 mei yang lalu berawal dari hasil Rakernas II PPNI, 17 – 19 Mei 2008 di Semarang, dimana disepakati pelaksanaan Gerakan Nasional Perawat Sukseskan Undang-undang Keperawatan dengan turun ke jalan melakukan demonstrasi ke DPR RI dan melakukan aksi simpatik, dengan tidak meninggalkan pelayanan dengan tujuan pem-blow up-an isu pentingnya UU Keperawatan ke masyarakat yang pada akhirnya memberi desakan kepada DPR RI untuk segera mengesahkan UU Keperawatan. Sebuah gerakan yang cukup fenomenal. Karena semua komponen keperawatan diminta untuk bersatu padu dihari tersebut.


Dan syukur alhamdulillah ternyata pada hari H, 12 mei 2008 hampir semua daerah serempak bergerak. Tak hanya dijantung Ibukota negara namun juga didaerah-daerah. Dimana di Jakarta peserta aksi merupakan gabungan dari perawat, mahasiswa dan beberapa institusi keperawatan jakarta dan beberapa kota dijawa(Bandung, pandeglang, semarang, etc). Serta didaerah seperti bogor, malang, yogyakarta, palembang, dan lainnya melakukan aksi simpatik didaerah masing-masing. Ya sebuah kebersamaan untuk kembali meningkatkan mutu kesehatan secara global dinegara ini dengan jalan memperkuat sisi legalitas dan perkembangan keprofesionalan keperawatan.


Dimana diharapkan dengan adanya sisi legalisasi ini semua komponen baik masyarakat, tim kesehatan terutama perawat, dan pemerintah bisa mendapat kemanfaatan dalam kuliatas pelayanan kesehatan nantinya. Betapa tidak, diera globalisasi ini masyarakat perlu adanya perlindungan dari praktik perawat, serta perlunya kualitas para perawat untuk bisa dimaintanance dan dipersiapkan semenjak mereka berada di dunia pendidikan yang terjaga standarisasinya hingga ke dunia kerja yang terjaga kompetensinya. Selanjutnya juga pemerintah bisa menerapkan kebijakan kesehatannya secara optimal dan efisien dikarenakan tenaga kesehatan yang ada benar – benar bertanggungjawab dan bertanggunggugat atas segala kinerjanya.


Oleh karena itu dalam peringatan Hari Perawat Sedunia ini Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sepertinya lebih mendorong disegerakannya disahkannya Undang-Undang Praktik Keperawatan. Disamping itu, Undang-Undang ini memiliki tujuan, lingkup profesi yang jelas, kemutlakan profesi, kepentingan bersama berbagai pihak (masyarakat, profesi, pemerintah dan pihak terkait lainnya), keterwakilan yang seimbang, optimalisasi profesi, fleksibilitas, efisiensi dan keselarasan, universal, keadilan, serta kesetaraan dan kesesuaian interprofesional (WHO,2002).


Selain itu kita bisa melakukan juga komparasi dengan negara-negara ASEAN seperti Philippines, Thailand, Singapore, Malaysia, sudah memiliki Undang Undang Praktik Keperawatan (Nursing Practice Acts) sejak puluhan tahun yang lalu.
Mereka siap untuk melindungi masyarakatnya dan lebih siap untuk menghadapi globalisasi perawat asing yang masuk ke negaranya dan perawatnya bekerja di negara lain. Ketika penandatanganan Mutual Recognition Arrangement di Philippines tahun 2006, posisi Indonesia, bersama dengan Vietnam, Laos dan Myanmar, yang belum memiliki Konsil Keperawatan.


Namun sebenarnya hal ini semua juga menjadikan pembelajaran bersama dalam berdinamika dan berkomitmen akan perjuangan diatas. Dimana ketika perjuangan RUU keperawatan kembali diblow up pada 12 mei kemarin memang menjadi kurang optimal karena banyak sekali isu nasional yang sedang silih berganti dibahas di Gedung Parlemen. Ini kaitannya dengan akhir periode kepengurusan mereka dan pemerintah sedang sibuk juga mempersiapakan regenerasinya. Pemilu 2009, BBM, Kasus Korupsi bahkan isu sosial yang jauh lebih senang dibahas diparlemen sehingga membuat tujuan aksi ini sedikit mendapat direspon yang membangun karena lebih terkesan janji-janji dari anggota parlemen. Dan akhirnya Komponen Perawat kembali harus menerima bahwa memang perjuangan ini masih jauh dan perlu evalusi tersendiri agar gerakan ini berkelanjutan.


Selain itu juga ketika gerakan ini digulirkan muncul sebuah tantangan terhadap semua komponen keperawatan akan tanggungjawab bersama mengenai kesiapannya. Siap untuk menjadi perawat yang benar-benar profesional, apakah Institusi-institusi pelayanan dan pendidikan siap menerapkan sistem baru yang mendukung praktek RUU Keperawatan sendiri, dan bahkan siapkah PPNI mempersiapkan komponen pendukung RUU itu sendiri. Karena memang gema dan rasionalisasi RUU inipun dikalang perawat belumlah masif disosialisasikan dan dibangun komitmen bersamanya. Ini butuh kerja keras dari semua komponen Perawat, meminjam istilahnya "Mulailah dari Sekarang, mulailah dari diri sendiri, dan mulailah dari yang kecil" tapi tentu akan lebih efektif bila kita secara bersama di bawah komando PPNI melakukanya dengan : "Mulailah dari saat ini dan seterusnya, Mulailah Dari kecil dan yang besar, Mulailah dari diri sendiri dan organisasi".

Itulah sedikit banyak pandangan pasca Aksi 12 Mei 2008. Semoga keinginan untuk memenuhi Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan yang berkualitas bisa dioptimalkan sejak dini. Karena sepertinya sekarang ini terjadi pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan, dari model medikal yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan, ke paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi. Sehingga masyarakat juga membutuhkan pelayanan keperawatan yang lebih mudah dijangkau, pelayanan keperawatan yang bermutu sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dan memperoleh kepastian hukum kepada pemberian dan penyelenggaraan pelayanan keperawatan segera terwujud.

Friday, July 4, 2008

Di balik Fenomena Eksodus Perawat Indonesia Ke Luar Negeri

Saat ini muncul tren area kerja disiplin kesehatan berupa fenomena ketika banyak perawat yang mulai melirik untuk kerja ke luar negeri. Fenomena ini dapat muncul karena semakin sempit peluang pekerjaan serta pengembangan karier secara umum di negara tercinta Indonesia. Maupun karena saat ini sangat banyak sekali permintaan perawat untuk bekerja di luar negeri. Misalnya, yang masih hangat adalah lowongan besar – besaran untuk perawat di Jepang. Selain itu, permintaan perawat terutama dari negara Eropa, Amerika, Australia, Timur Tengah dan Asia terus mengalir ke negeri ini. Negeri kita memang cukup terkenal dengan pejuang devisa negara.


Banyak faktor yang memengaruhi tren ini. Faktor klasik, seperti kesejahteraan, masa depan yang lebih terjamin, serta kesempatan pengembangan karier yang sangat kompetitif bila bekerja di luar negeri masih merupakan pendorong utama. Mengapa demikian? Pada kenyataannya, banyak perawat Indonesia yang saat ini bekerja diluar negeri adalah mereka yang berada pada tahap early middle age (25 – 30 tahun) dan middle age (30 – 40 tahun). Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa perawat usia early middle age adalah perawat yang baru saja lulus pendidikan DIII/S1 yang tentu saja merupakan pencari kerja dan memutuskan bekerja di luar negeri dengan motivasi pengalaman dan gaji yang lebih besar daripada bekerja di Indonesia. Sementara itu perawat yang berada di middle age adalah perawat yang selama ini tidak puas dengan kondisi pekerjaan di Indonesia, dengan motivasi yang hampir sama.


Faktor klasik tadi semakin diperkuat oleh banyaknya akses bagi para perawat untuk mencoba peruntungannya di luar negeri, baik dari lembaga swasta atapun pemerintah. Lembaga itu bisa berupa Agency/PJTKI, Pusgunakes (Pusat Pendayagunaan Tenaga Kesehatan) Depkes, bahkan lembaga pendidikan (AKPER, STIKES dan FIK/PSIK), yang mulai mengarahkan pendayagunaan dan penempatan lulusannya untuk bekerja di luar negeri. Hal ini membuat kesempatan kerja di luar negeri yang memang sangat banyak menjadi mudah dipenuhi. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah sisi kualitas dan legalitas akses ini benar-benar dibina? Memang sangat sulit mengukur hal tersebut jika tidak ada tolok ukur penilaian yang jelas. Bagaimanapun, semoga akses tadi tidak hanya menjadi bisnis semata yang hanya melihat sisi materiil, namun juga harus ikut menjaga nilai keprofesionalan dan nama bangsa.


Nah setelah faktor dan akses terpaparkan, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kesiapan individu perawat yang bersangkutan. Adapun persiapan umum yang hendaknya dilakukan perawat yang berniat ke luar negeri dan mungkin tidak diperoleh saat kuliah meliputi :
1. Persiapan
update info peluang/lowongan kerja di luar negeri
2. Persiapan pengetahuan untuk tes tulis keperawatan (
NCLEXdan CGFNS)
3. Persiapan pengetahuan tes bahasa Inggris (TOEFL, IELTS dan TOEIC)
4. Persiapan info pengurusan passport,visa dan persiapan keberangkatan
5. Info standar gaji/
salary, biaya hidup/living cost, propery, dan masalah pendidikan
6. Kesiapan fisik, mental, adaptasi sosio-kultural

Memang ada beberapa hal yang seharusnya bisa disiapkan pada masa kuliah. Sehingga ketika lulus, perawat tinggal mencari pengalaman klinis, yang biasanya disyaratkan minimal 1-2 tahun. Namun, bagi mereka yang telah lulus pendidikan keperawatan dari AKPER ataupun S1 Keperawatan, dan memiliki pengalaman bekerja minimal 2 (dua) tahun, yang berminat bekerja di luar negeri memang perlu ekstra waktu dan konsentrasi untuk memenuhi persiapan tadi. Akan tetapi itu semua kembali kepada motivasi dan keinginan individu perawat itu sendiri.


Demikianlah lika-liku seorang perawat yang ingin kerja di luar negeri. Adapun wacana ini tidak bermaksud memandang remeh kesempatan kerja di dalam negeri, yang memang masih banyak sisi kekurangan dan lebih banyak diekspose sisi negatif dibandingkan sisi positifnya. Semoga tren perawat yang ingin kerja keluar negeri ini diikuti dengan tren kembalinya perawat yang sudah melanglang buana mencari pengalaman dan ilmu di negeri orang untuk kembali ke negaranya. Semoga kelak mereka mau mengembangkan keperawatan di Indonesia agar semakin pesat dan profesional sehingga tak tertinggal oleh negara lain.

LPJ Tengah Tahun NSI 2008

LAPORAN KEUANGAN TENGAH TAHUN 2008 NSI

LAPORAN PENDAPATAN

NO

KETERANGAN

INSTANSI

JUMLAH

1.

Saldo akhir tahun

Rp 9.662.000

2.

Pemasukan bulan Januari

Ausie, Harkit, RSCM

Rp 1.130.000

3.

Pemasukan bulan Februari

Ausie, RSCM

Rp 750.000

4.

Pemasukan bulan Maret

RSCM, Harkit

Rp 850.000

5.

Pemasukan bulan April

RS Haji, EGC, A’99, Harkit

Rp 1.250.000

6.

Pemasukan bulan Mei

RSCM, EGC, Ausie, donatur

Rp 1.040.000

7.

Pemasukan bulan Juni

A’99, Harkit

Rp 300.000

TOTAL

Rp 14.982.000

Total Pemasukan Januari – Juni 2008 Rp 14.982.000,-



LAPORAN PENGELUARAN

NO

KETERANGAN

JUMLAH

1.

Pemberian beasiswa untuk 4 orang @ Rp 300.000 periode februari - Maret

Rp 1.200.000

2.

Pemberian beasiswa untuk 4 orang @ Rp 1.200.000 periode April - Mei

Rp 1.200.000

3.

Pemberian beasiswa untuk 4 orang @ Rp 300.000 periode Juni - Juli

Rp 1.200.000

TOTAL

Rp 3.600.000

Saldo Tengah Tahun NSI Rp 11.382.000,-