AlbumJadul

Friday, July 4, 2008

Di balik Fenomena Eksodus Perawat Indonesia Ke Luar Negeri

Saat ini muncul tren area kerja disiplin kesehatan berupa fenomena ketika banyak perawat yang mulai melirik untuk kerja ke luar negeri. Fenomena ini dapat muncul karena semakin sempit peluang pekerjaan serta pengembangan karier secara umum di negara tercinta Indonesia. Maupun karena saat ini sangat banyak sekali permintaan perawat untuk bekerja di luar negeri. Misalnya, yang masih hangat adalah lowongan besar – besaran untuk perawat di Jepang. Selain itu, permintaan perawat terutama dari negara Eropa, Amerika, Australia, Timur Tengah dan Asia terus mengalir ke negeri ini. Negeri kita memang cukup terkenal dengan pejuang devisa negara.


Banyak faktor yang memengaruhi tren ini. Faktor klasik, seperti kesejahteraan, masa depan yang lebih terjamin, serta kesempatan pengembangan karier yang sangat kompetitif bila bekerja di luar negeri masih merupakan pendorong utama. Mengapa demikian? Pada kenyataannya, banyak perawat Indonesia yang saat ini bekerja diluar negeri adalah mereka yang berada pada tahap early middle age (25 – 30 tahun) dan middle age (30 – 40 tahun). Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa perawat usia early middle age adalah perawat yang baru saja lulus pendidikan DIII/S1 yang tentu saja merupakan pencari kerja dan memutuskan bekerja di luar negeri dengan motivasi pengalaman dan gaji yang lebih besar daripada bekerja di Indonesia. Sementara itu perawat yang berada di middle age adalah perawat yang selama ini tidak puas dengan kondisi pekerjaan di Indonesia, dengan motivasi yang hampir sama.


Faktor klasik tadi semakin diperkuat oleh banyaknya akses bagi para perawat untuk mencoba peruntungannya di luar negeri, baik dari lembaga swasta atapun pemerintah. Lembaga itu bisa berupa Agency/PJTKI, Pusgunakes (Pusat Pendayagunaan Tenaga Kesehatan) Depkes, bahkan lembaga pendidikan (AKPER, STIKES dan FIK/PSIK), yang mulai mengarahkan pendayagunaan dan penempatan lulusannya untuk bekerja di luar negeri. Hal ini membuat kesempatan kerja di luar negeri yang memang sangat banyak menjadi mudah dipenuhi. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah sisi kualitas dan legalitas akses ini benar-benar dibina? Memang sangat sulit mengukur hal tersebut jika tidak ada tolok ukur penilaian yang jelas. Bagaimanapun, semoga akses tadi tidak hanya menjadi bisnis semata yang hanya melihat sisi materiil, namun juga harus ikut menjaga nilai keprofesionalan dan nama bangsa.


Nah setelah faktor dan akses terpaparkan, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kesiapan individu perawat yang bersangkutan. Adapun persiapan umum yang hendaknya dilakukan perawat yang berniat ke luar negeri dan mungkin tidak diperoleh saat kuliah meliputi :
1. Persiapan
update info peluang/lowongan kerja di luar negeri
2. Persiapan pengetahuan untuk tes tulis keperawatan (
NCLEXdan CGFNS)
3. Persiapan pengetahuan tes bahasa Inggris (TOEFL, IELTS dan TOEIC)
4. Persiapan info pengurusan passport,visa dan persiapan keberangkatan
5. Info standar gaji/
salary, biaya hidup/living cost, propery, dan masalah pendidikan
6. Kesiapan fisik, mental, adaptasi sosio-kultural

Memang ada beberapa hal yang seharusnya bisa disiapkan pada masa kuliah. Sehingga ketika lulus, perawat tinggal mencari pengalaman klinis, yang biasanya disyaratkan minimal 1-2 tahun. Namun, bagi mereka yang telah lulus pendidikan keperawatan dari AKPER ataupun S1 Keperawatan, dan memiliki pengalaman bekerja minimal 2 (dua) tahun, yang berminat bekerja di luar negeri memang perlu ekstra waktu dan konsentrasi untuk memenuhi persiapan tadi. Akan tetapi itu semua kembali kepada motivasi dan keinginan individu perawat itu sendiri.


Demikianlah lika-liku seorang perawat yang ingin kerja di luar negeri. Adapun wacana ini tidak bermaksud memandang remeh kesempatan kerja di dalam negeri, yang memang masih banyak sisi kekurangan dan lebih banyak diekspose sisi negatif dibandingkan sisi positifnya. Semoga tren perawat yang ingin kerja keluar negeri ini diikuti dengan tren kembalinya perawat yang sudah melanglang buana mencari pengalaman dan ilmu di negeri orang untuk kembali ke negaranya. Semoga kelak mereka mau mengembangkan keperawatan di Indonesia agar semakin pesat dan profesional sehingga tak tertinggal oleh negara lain.

No comments: