AlbumJadul

Friday, October 10, 2008

Pameran Pendidikan

Ingin melanjutkan studi?
Ingin tahu tentang perguruan tinggi di Eropa?
Kunjungi pameran pendidikan Eropa pertama dan terbesar di Indonesia!

European Higher Education Fair 2008

Eropa adalah benua yang harus dipertimbangkan bila anda berpikir untuk
melanjutkan studi. Selain bisa mendapatkan pendidikan terbaik dari universitas
ternama, kamu juga bisa mendapat pengalaman baru dan unik, belajar berbagai
bahasa asing, melihat tempat wisata yang menarik dan yang tidak kalah
pentingnya adalah bertukar budaya dan tradisi negara-negara Eropa.

Di European Higher Education Fair (EHEF) Jakarta 2008, kamu bisa mendapatkan
informasi seputar pendidikan tinggi Eropa. EHEF Jakarta adalah Pameran
Pendidikan Eropa terbesar dan pertama di Indonesia yang didanai oleh Uni Eropa
dan diselenggarakan oleh Campus France, DAAD, Nuffic dan British Council. EHEF
bertujuan untuk mempromosikan pendidikan tinggi di Eropa kepada masyarakat
Indonesia.

EHEF Jakarta akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal
Sabtu – Minggu / 1 - 2 November 2008

Tempat
Kartika Expo Centre, Balai Kartini
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 37, Jakarta 12950

Waktu
10.00 – 18.00

Tanda
Masuk
GRATIS dan Terbuka untuk umum

Dapatkan:
  1. Kesempatan berkonsultasi langsung dengan lebih dari 90 perwakilan dari institusi pendidikan tinggi di Eropa
  2. Kesempatan mendapatkan informasi beasiswa dan kesempatan riset dari berbagai negara Eropa
  3. Presentasi mengenai pendidikan tinggi dari perwakilan negara-negara Uni Eropa
  4. Presentasi beasiswa Erasmus Mundus dari Komisi Uni Eropa

Daftarkan diri kamu secara online di http://www.ehef- jakarta.org/ register/,
untuk menghindari antrian masuk ke dalam pameran!

Informasi lebih lanjut silahkan kunjungi website kami www.ehef-jakarta. org
atau email ke info@ehef-jakarta. org atau telpon (021) 5290 2172 ext :
231

EHEF 2008 didukung oleh Koran Seputar Indonesia, SWA, HAI, Aneka Yess!, Campus
Asia, Kompas.com dan Jobstreet.

Link poster EHEF: http://nesoindonesi a.or.id/image/ posters/GIANT BANNER.jpg

Inilah kesempatan untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai pendidikan
tinggi Eropa !!!

Info Link Beasiswa yang masih di Akademik nich.....

Assalamualaikum wr.wb.,

Buat teman-teman jurusan kesehatan (FKM, FIK, FK), IT (ilmu komputer, teknik informatika) , dan Design (Graphic Design) ada peluang beasiswa di Ewha Womans University Master dibidang KESEHATAN LINGKUNGAN, IT dan GRAPHIC DESIGN. Durasi belajar 1.5 tahun. Beasiswa nya lengkap dari tuition fee sampe biaya hidup dan dorm, InsyaAllah cukup. Untuk informasi lebih lanjut buka di website IPTD http://home. ewha.ac.kr/ ~iptd/

pendaftarannya sampe akhir November (kalo ga salah). Syaratnya ga terlalu berlibet dibanding beasiswa yang lain2..jadi hayooo daftar:D

Email dari Obie A01

Monday, September 29, 2008

Selamat Idul Fitri

Mohon Maaf Lahir Batin
Semoga segala amal ibadah kita di RahmatiNYA
Salam sukses selalu dan tetap jaga ukhuwah ini


Moderator dan NSI Team

Monday, August 25, 2008

Info Seminar tentang Imunisasi

Salam sehat,
* Dalam kurun waktu 20 tahun lebih dengan dukungan internasional, program imunisasi wajib nasional dari PPI hanya menyediakan 15 lebih vaksin yang sudah ada

* Bagaimana kita dapat memberi perlindungan lebih untuk anak-anak kita?

* Bagaimana dengan vaksin untuk orang dewasa?

* Vaksin apa saja yang sedang dikembangkan dan bagaimana teknologi aplikasinya.

Temukan jawabannya dalam :
SEMINAR PERKEMBANGAN MUTAKHIR IMUNISASI DAN TEKNOLOGI VAKSIN
SABTU, 30 AGUSTUS 2008, PUKUL 08.30-15.30
DI AULA UHAMKA, LT.4,JL. LIMAU 2 KEBYORAN BARU, JAKARTA SELATAN.
Pembicara & Topik :
1. KeynoteSpeaker ; Menteri Kesehatan RI, DR.dr. Siti Fadilah Supari, SPJP (K)
2. Dr. I Nyoman Kandun, MPH (Dirjen P2P Depkes. RI)
Kebijakan Imunisasi di Indonesia
3. Dr. Sri Duryati, MPH (USAID)
Dukungan Internasional Dalam Program Imunsasi di Indonesai
4. Dr. Dahlan Ali Musa, Sp.A. (K) (IDAI)
Vaksinasi untuk anak ; antara kebutuhan dan keamanan vaksin
5. Prof. DR.dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, Sp.A(K) (IDAI)
Vaksinasi masa depan
6. dr. Sigit Purbadi, SpOG.
Vaksinasi untuk kanker serviks.
Fasilitas :
Seminar kit, materi, sertifikat, snack dan makan siang serta doorprize.
Biaya :
- Tenaga Kesehatan Rp. 150.000
- Anggota IAKMI Rp. 125.000 (dengan bukti tanda anggota)
- Mahasiswa Rp. 100.000 (dengan bukti kartu mahasiswa yang masih berlaku)
Tiket atau undangan dapat diperoleh dengan cara melakukan pembayaran melalui :
1. Transfer rekening Bank Mandiri Cabang Gandaria
norek : 101-0004126940 a.n. Universitas Muhammadiyah Prof.DR. HAMKA
bukti transfer di fax ke nomor 021-7256157. Konfirmasi ke Ani (021-7256157)
atau Sari (081514645052)
2. Langsung ke Sekretariat seminar lantai 3 (Runag B 3.1)
Tersedia 20 undangan gratis untuk 20 orang pendaftar pertama, hubungi Sari (081514645052)

Wednesday, August 13, 2008

Dilema Tenaga Medis Indonesia

Jakarta - Perjanjian EPA antara Indonesia dan Jepang atau Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) baru saja ditandatangani setelah melewati masa perdebatan yang alot. MoU yang ditanda tangani pada tanggal 19 Mei 2008 tersebut menyepakati beberapa poin perdebatan yaitu tentang jumlah gaji yang akan dibayarkan kepada para perawat dan pengasuh orang tua jompo serta prosedur penerimaan calon perawat.

Para perawat yang akan dikirimkan ke Jepang pada bulan Agustus ini dipilih dan diseleksi oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui Pusat Pemberdayaan Profesi dan Tenaga Kesehatan Luar Negeri (puspronakes). Tercatat untuk tahun 2008 akan dikirimkan 200 perawat dan pada tahun selanjutnya akan dikirimkan sebanyak 200 lainnya.

Untuk memenuhi standar yang diterapkan di Jepang, Indonesia harus memilih setidaknya perawat yang berkualitas dan melalui tes-tes yang akan dilakukan dalam rentang waktu dua bulan. Para perawat yang akan terpilih nantinya merupakan 400 dari perawat terbaik dan berkualitas yang ada di Indonesia yang telah melalui uji seleksi psikotes dan tes-tes lainnya.

Menelaah perjanjian tersebut pihak Jepang mengharuskan perawat yang dikirimkan memenuhi standar kualitas perawat di sana yaitu minimal telah lulus diploma 3 keperawatan dan mampu serta berkualitas untuk ditempatkan di rumah-rumah sakit di Jepang. Tercatat gaji yang akan dibayarkan untuk para perawat dan pengasuh dari Indonesia adalah sejumlah sekitar 15 juta sampai dengan 17 juta rupiah.

Benar-benar jumlah yang menggiurkan bila dibandingkan dengan jumlah gaji yang diterima oleh para perawat dan pengasuh di Indonesia yang kurang lebih sekitar 2 juta rupiah. Lalu apa artinya bagi Indonesia?

Itu berarti bahwa Indonesia akan kehilangan sekitar 400 perawat terbaik bangsa dan 600 pengasuh berkualitas. Ironisnya itu terjadi pada saat negara kita sangat membutuhkan perawat yang handal. Begitu banyak rakyat di negara kita yang memerlukan perawat yang berkualitas. Tak terhitung jumlah penduduk kita yang terkena bermacam penyakit, gizi buruk, flu burung, karena kurangnya pendidikan kesehatan dan kurangnya tenaga kesehatan yang berkualitas di negara ini.

Lalu haruskah kita mengorbankan sejumlah kekayaan kualitas perawat kita untuk mengabdikan diri pada Negara Jepang yang notabene kaya raya dan sangat maju hanya karena gaji yang ditawarkan lebih tinggi dari standar gaji kita? Lalu apa arti dari kata-kata Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyindir rakyat indonesia bahwa 'untuk operasi kutil saja harus ke Singapura'.

Sementara pemerintah sendiri berkebijakan mengirim perawat-perawat berkualitas dari bangsa ini ke luar negeri untuk melayani bangsa lain. Bahkan saat ini Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia mencatat lebih kurang 10.000 perawat dan pengasuh terbaik bangsa menjejak karir di negara-negara maju.

Sangat bijaksana apabila Wapres Jusuf Kalla melihat alasan di balik berbondong-bondongnya masyarakat berobat ke luar negeri. Bahkan rakyat di Pulau Sumatera sekarang lebih memilih berobat ke Penang Malaysia dibandingkan ke Jakarta.

Tidak dapat disalahkan apabila rakyat yang mampu lebih memilih berobat di negara lain bahkan untuk operasi kutil, karena sangat sering kita membaca di blog-blog, di opini pembaca di surat kabar kita tentang perlakuan buruk tenaga medis kita terhadap para pasien yang bahkan untuk operasi kutil saja rentan risiko kegagalan dan kekecewaan di pihak pasien.

Lalu haruskah rakyat kita menanggung risiko sebesar itu hanya karena menjunjung rasa nasionalisme? Di mana tanggung jawab pemerintah untuk menjamin penyediaan tenaga medis dan fasilitas medis yang memadai bagi rakyat di negara ini?

Sungguh sangat bijak apabila pemerintah mengganti perjanjian pengiriman perawat tersebut dengan perjanjian pemberian bea siswa kepada perawat dan tenaga medis kiDilema Tenaga Medis Indonesiata untuk memperdalam ilmunya di luar negeri dan kemudian pulang lalu mengabdi bagi bangsa sendiri.

Sudah saatnya apabila dana APBN untuk kesehatan lebih ditingkatkan dan diawasi penggunaannya dengan ketat agar tumbuh kepercayaan dari dalam masyarakat kita sendiri.Sudah saatnya pula pemerintah memperhatikan kesejahteraan para perawat dan tenaga medis negeri ini. Agar kita tidak lagi ditinggalkan oleh putra putri bangsa yang berkualitas hanya karena apresiasi yang rendah, biaya hidup yang terus melambung, dan kurangnya fasilitas kesehatan di negara sendiri. Harus diakui bahwa faktor gaji yang tinggi dan fasilitas yang memadai menjadi faktor pendorong bagi para perawat dan tenaga medis kita untuk melayani bangsa lain.

Aprisah BanunEmail: Aprisah@hotmail.com
Penulis adalah wartawan media asing di Indonesia